Senin, 25 Januari 2010

Handphone sebagai Media Pembelajaran

Hand Phone yang kita kenal adalah sebuah perangkat komunkasi yang biasa digunakan untuk percakapan, sms, akses internet atau media hiburan. Bisakah HP dijadikan sebagai media untuk kegiatan belajar mengajar ?


Hari itu, Rabu 18 Februari 2009 menjadi hari yang beda bagi kami siswa-siswi MTs. Attaqwa 03 Bekasi, setelah istirahat seluruh siswa berkumpul di ruang aula, diruangan telah disipakan pengeras suara, laptop dan infocus. Guru-guru dan kepala sekolah juga telah hadir, sementara kakak-kakak pengurus OSIS sibuk membagikan teks Puisi kepada kami.

Tepat jam 10.00 WIB pak Abdul Hakim guru Bahasa Indonesia di sekolah kami memberitahukan bahwa hari ini kami akan belajar puisi. Tak tanggung-tanggung, pemberi materinya adalah sastrawan TAUFIQ ISMA’IL dan JOSE RIZAL MANUA, wah surprise banget neeeehhhhh……………., tapi mana Pak Taufiq dan Pak Jose Rizal nya, mereka gak ada disini. Setelah di jelaskan oleh pak Dahli yang memandu acara ini, akhirnya kami mengerti bahwa hari ini kami akan belajar puisi dari sastrawan kondang tersebut melalui pembeicaraan jarak jauh ( bahasa kerennya sih TELECONFERENCE ). Mo tau gimana kegiatannya seperti apa ? simak laporannya…..!!!

Perangkat yang dibutuhkan :
a. Handphone yang dapat di Loud
b. Pengeras Suara
c. PC & Infocus ( sebagai perangkat pendukung, itupun kalo ada )

Proses Kegiatan :

Pada waktu telah disepakati sebelumnya, Pak Dahli menghubungi Pak Taufiq Ismail menggunakan telepon celuler yang di Loud kemudian dihubungkan dengan Microphone agar suara pak Taufiq Ismail dapat terdengar oleh seluruh siswa. Setelah terhubung pak Taufiq menyapa kami yang langsung disambut antusias seluruh siswa. dua buah Puisi dibacakan oleh beliau, yakni MENCARI SEBUAH MASJID dan DO’A. Saat beliau membacakan puisi kami mendengarkan sambil menyimak bait-bait puisi yang telah dibagikan kepada kami. Selesai pembacaan puisi, kami diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada beliau ( wah……… luar biasa banget, anak MTs belajar sastra sama sastrawan sekaliber pak Taufiq Ismail ), untuk membantu kami dalam menyimpulkan materi yang diberikan, Pak Abdul Munif yang sudah siap dengan Laptop dan Infocusnya, mencatat semua hal yang disampaikan nara sumber yang dapat kami lihat dilayar.
Sesi kedua, mendengarkan dan belajar Puisi dari sastrawan JOSE RIZAL MANUA. Proses kegiatannya sama dengan kegiatan sesi pertama dan masing-masing sesi ditutup dengan pembicaraan kepala sekolah kami Bapak H.M. Yusuf Alwy dengan nara sumber sebagai apresiasi dan ucapan terimakasih sekolah kepada beliau yang dengan ikhlas telah menyempatkan diri untuk membagi ilmunya kepada kami. Tepat jam 11.00 WIB kegiatan selesai dan kami kembali ke kelas masing-masing.


Aku tak tahu persis ini merupakan amanat KTSP atau apa, yang pasti kegiatan yang baru saja kami alami adalah suatu menarik bagi kami, kami tidak hanya belajar teori-teori tetapi langsung mengalami, ditambah suasana yang santai jauh dari kesan kaku dan menegangkan, belajar terasa lebih menyenagkan dan sarat makna. Tak heran kalau kemudian pak Taufiq Isma’il menilai kegiatan ini merupakan sebuah terobosan besar dalam dunia pendidikan, bahkan tanpa sungkan beliau beberapa kali mengucapkan bahwa pembelajaran seperti adalah YANG PERTAMA KALI TERJADI DI INDONESIA, yang langsung disambut gemuruh sorak ratusan siswa yang memadati aula pagi itu.

Ternyata untuk menggali ilmu dari orang-orang besar seperti beliau, tidak membutuhkan biaya besar dan tidak menuntut peralatan dan penguasaan teknologi tinggi.Menurut Pak Dahli, model pembelajaran seperti bisa dilaksanakan oleh semua sekolah dan semua mata pelajaran, disinilah dituntut kreatifitas seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Terima kasig guru-guruku, terima kasih Pak Taufiq Isma’il, terima kasih Pak Jose Rizal Manua.